TUGAS STELA KULIAH TM 03


NAMA            : NURLAILI HABIBI DANATA
NIM                : 165040201111092
KELAS           : A

TUGAS SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN MINGGU KE TIGA
A.    ISTILAH-ISTILAH PADA MINGGU KE TIGA
1.      Seri tanah merupakan sekelompok tanah yang memiliki ciri dan perilaku serupa, berkembang dari bahan induk yang sama dan mempunyai sifat-sifat dan susunan horizon, terutama dibagian bawah horizon oleh dan sama dalam rezim kelembapan dan suhu tanah.
2.      Grid adalah penetuan titik yang diterapkan pada survei tanah dengan memperhatikan kedetailan tertentu.
3.      Deliniasi merupakan suatu lusasan terkecil yang masih dapat digambarkan pada peta. Pada dasarnya ukuran tersebut merupakan parameter kartografi, karena setiap poligon pada suatu peta harus tertulis simbol satuan petanya. Simbol tersebut harus tertulis dengan ukuran tertentu, sehingga masih dapat diabaca.
4.      Inklusi merupakan deliniasi satuan peta tanah hampir selalu mengandung satuan tanah lain yang tidak disebutkan dalam nama satuan peta tersebut.
5.      Soil varian merupakan tanah-tanah yang sangat mirip dengan seri tanah yang sudah ditemukan, tetapi berbeda dalam beberapasifat penting.
6.      Fase tanah merupakan pembagian lebih lanjut dari seri tanah dengan ciri-ciri penting bagi pengelolaan atau penggunaan lahan, seperti drainase, dan erosi.
7.      Skala peta menunjukkan suatu perbandingan jarak antara dua tempat (titik) pada peta, dengan jarak sebenarnya di lapangan. Berdasarkan skala, peta dibagi menjadi 6 macam yaitu:
-       Peta tanah bagan (skala ≤ 1 : 2.500.000)
-       Peta tanah eksplorasi (skala 1 : 500.000 s/d 1 : 5.000.000)
-       Peta tanah tinjau (skala 1 : 250.000)
-       Peta tanah semi-detail (skala 1 : 50.000)
-       Peta tanah detail (skala 1 : 25.000 dan 1 : 10.000)
-       Peta tanah sangat detail (skala 1: 10.000)
8.      Poligon merupakan garis tertutup yang kedua ujungnya saling bertemu dan membentuk area. Area yang terbentuk ini akan membentuk luasan yang dapat diukur/dihitung berapapun besarnya menggunakan sistem grid.
B.     RESUME TATAP MUKA KE TIGA
Pada pertemuan ke tiga, mengenai prinsip dan metode survei tanah. Dalam pendekatannya dapat digunakan metode sintetik maupun metode analitik. Pendekatan sintetik yaitu dengan cara mengamati langsung di lapang. Pendekatan ini mengamati dan menganalisi terlebih dahulu tiap jenis tanah lalu mengelompokan yang sama. Sedangkan pendekatan analitik merupakan pendektan geografis dimana hanya bentuk landfrom yang berbeda yang akan diamati, karena berhipotesis bahwa bentuk landform yang sama memiliki sifat dan karakteristik tanah yang sama.
 Kegiatan survey tanah menurut USDA antara lain :
1.      Penyiapan peta kerja
2.      Deksripsi dan pencirian tanah
3.      Klasifikasih tanah
4.      Pemetaan tanah / penentuan batas satuan peta tanah (SPT)
5.      Interpretasi data survei
Macam satuan peta tanah (SPT), ada 4 yaitu kososiasi, asosiasi, kompleks, dan kelompok tak dibedakan yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu :
1.      Satuan Peta Tanah Sederhana (Simple mapping unit), satuan peta ini hanya mengandung satu satuan tanah saja atau terdapat tanah lain yang disebut inklusi. Banyak ditemui pada survey tanah detail, dari daerah yang relative seragam. Satuan peta ini disebut konsosiasi.
2.      Satuan Peta Tanah Majemuk (compound mapping unit),  terdiri dari satuan tanah atau lebih yang berbeda. Biasanya satuan peta tanah ini digunakan pada survey tinjau atau survey lainnya yang berskala lebih kecil pada daerah yang rumit/heterogen. Satuannya dibedakan menjadi:
-          Asosiasi Tanah : sekelompok tanah yang berhubungan secara geografis dan tersebar dalam satu satuan peta menurut pola tertentu yang dapat diduga posisinya.
-          Kompleks Tanah : merupakan sekelompok peta tanah dari taksa yang berbeda , yang berbaur dari satu dengan lainnya  dalam suatu delineasi (satuan peta) tanpa  memperlihatkan  pola  tertentu  atau  menunjukan  pola  yang  tidak beraturan.
-          Kelompok Tanah Tak Dibedakan : terdiri dari dua atau lebig tanah yang secara geografis tidak selalu berupa konsosiasi tetapi termasuk dalam satuan peta yang sama karena penggunaan lahannya sama ata mirip.
Metode survey tanah dibedakan menjadi :
a.      Metode Grid kaku
Pengambilan contoh tanah dengan cara metode ini dilakukan menggunakan pola secara sistematik. Jarak pengamatan dibuat secara teratur pada jarak tertentu untuk menghasilkan jalur segi empat di seluruh daerah survei. Pengamatan tanah dilakukan dengan pola teratur, dimana interval titik pengamatan berjarak sama pada arah vertikal dan horizontal. Jarak pengamatan tergantung dari skala peta. Metode survei grid sangat cocok untuk survei intensif dengan skala besar, ketika penggunaan interpretasi foto udara sangat terbatas, kalau foto udara tersedia maka kemunkinan skalanya terlalu kecil, mutunya sangat rendah, daerah yang disurvei tertutup awan/kabut, kenampakan permukaan tidak jelas, daerah survei tertutup oleh vegetasi yang rapat, daerah berrawa, padang rumput atau savanna yang tidak menampakkan gejala permukaan. Keuntungan menggunakan metode grid kaku yaitu tidak memerlukan penyurvei yang berpengalaman, karena lokasi titik-titik pengamatan sudah diplot pada rintisan (peta rencana-pengamatan). Sedangkan kerugiannya antara lain, memerlukan waktu yang sangat lama, penggunaan titik pengamatan tidak efektif serta sebagian dari lokasi pengamatan tidak mewakili satuan peta yang dikehendaki.
b.      Metode Grid bebas
Metode grid bebas merupakan perpaduan antara metode grid kaku dan metode fisiografi. Metode ini diterapkan pada survei detail hingga semi detail, foto udara berkemampuan terbatas dan di tempat-tempat yang orientasi di lapangan cukup sulit untuk dilakukan. Pada metode ini, pengamatan lapangan dilakukan seperti pada grid kaku, tetapi jarak pengamatan tidak perlu sama dalam dua arah, tergantung fisiografi daerah survei. Metode ini sangat baik diterapkan oleh penyurvei yang belum banyak menguasai IFU.
c.       Metode Fisiografik
Metode survei fisiografi diawali dengan melakukan interpretasi foto udara (IFU).  Pada skala kecil, hanya satuan lansekap dan landform yang luas saja yang dapat digambarkan. Metode ini hanya dapat diterapkan jika tersedia foto udara yang berkualitas tinggi. Ketelitian dan keahlian serta kemampuan penyurvei dalam memahami hubungan fisiografi dan keadaan tanah sangat diperlukan. Banyaknya jumlah pengamatan pada tiap satuan peta tergantung dengan kerumitan serta luasan satuan peta, semakin rumit/semakin kompleks satuan peta maka semakin banyak jumlah pengamatan dan semakin luas satuan peta maka semakin banyak jumlah pengamatan yang dilakukan.

C.    KOLEKSI PETA RUPA BUMI/TOPOGRAFI, GEOLOGI, PETA TANAH, DAN PETA PENGGUNAAN LAHAN DI KABUPATEN MADIUN
Kabupaten Madiun merupakan salah satu dari 29 kabupaten di wilayah Provinsi jawa Timur. Secara geografis, Kabupaten Madiun terletak di sekitar 70o12’- 7o48’30” Lintang Selatan dan 111o25’45” – 111o51” Bujur Timur. Keseluruhan Adapun batas administrasi Kabupaten Madiun sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Bojonegoro
Sebelah Timur : Kabupaten Nganjuk
Sebelah Selatan : Kabupaten Ponorogo
Sebelah Barat : Kabupaten Magetan dan Kabupaten Ngawi
1.      PETA RUPA BUMI/TOPOGRAFI

a.       Judul (lembar peta untuk peta rupa bumi) : Peta topografi Kabupaten Madiun
Tahun Penerbitan : 2001
Pembuat Peta : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
b.      Skala  : 1:200.000
Sistem Proyeksi : Silinder
c.       Lokasi Keberadaan Peta Tersebut : Kabupaten Madiun

1.      PETA GEOLOGI


a.       Judul (lembar peta untuk peta rupa bumi) : Peta Geologi Kabupaten Madiun
Tahun Penerbitan : 1992
Pembuat Peta : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi
b.      Skala  : 1:100.000
Sistem Proyeksi : Silinder
c.       Lokasi Keberadaan Peta Tersebut : Wilayah Madiun

3.      PETA TANAH

a.       Judul (lembar peta untuk peta rupa bumi) : Peta Jenis Tanah Kabupaten Madiun
Tahun Penerbitan : 2000
Pembuat Peta : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
b.      Skala  : 1:200.000
Sistem Proyeksi : Silinder
c.       Lokasi Keberadaan Peta Tersebut : Kabupaten Madiun
4.      PENGGUNAAN LAHAN

a.       Judul (lembar peta untuk peta rupa bumi) : Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Madiun
Tahun Penerbitan : 2009
Pembuat Peta : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
b.      Skala  : 1:200.000
Sistem Proyeksi : Silinder
c.       Lokasi Keberadaan Peta Tersebut : Kabupaten Madiun

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUGAS STELA KULIAH TM 04 (Pertemuan ke Empat)

CARA MEMBUAT GOOGLE FORM UNTUK BERBAGAI KEPERLUAN